Konselor Dapat Membangun Ketahanan untuk Memenuhi Permintaan yang Meningkat
Sejak dimulainya pandemi, kami telah mendengar banyak tentang jumlah lonjakan COVID pada petugas kesehatan garis depan, khususnya dokter dan perawat yang merawat mereka yang dirawat di rumah sakit dengan kasus paling serius. Namun pandemi telah membebani dokter lain, yaitu profesional kesehatan mental, yang menghadapi lonjakan permintaan perawatan.
Sebagai ilustrasi, jajak pendapat dari National Council for Behavioral Health menunjukkan 52% organisasi kesehatan perilaku telah mengalami peningkatan permintaan untuk layanan mereka. Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa persentase yang kurang lebih sama dari organisasi harus menutup program meskipun terjadi peningkatan, yang mencerminkan berkurangnya kapasitas dan hilangnya pendapatan.
Skenario ini pasti akan membebani praktisi yang merawat mereka yang memiliki masalah kesehatan mental. Mereka akan diminta untuk melakukan lebih banyak dengan yang jauh lebih sedikit, bahkan ketika mereka menghadapi tantangan terkait pandemi pribadi mereka sendiri.
Sangat penting bahwa para profesional ini memprioritaskan kesejahteraan mereka sendiri karena mereka mempersiapkan diri untuk semakin banyak pasien yang menghadapi masalah yang lebih kompleks dan traumatis. Seperti yang telah kita dengar sebelumnya tentang setiap penerbangan pesawat, krisis yang mengakibatkan hilangnya oksigen seharusnya mendorong penumpang untuk memasang masker sendiri sebelum membantu orang lain.
Salah satu cara praktisi kesehatan mental dapat menguatkan diri untuk menghadapi masa depan adalah dengan meningkatkan kapasitas ketahanan mereka. Didefinisikan sebagai kemampuan untuk pulih dengan cepat dari kejadian sulit, ketahanan akan memainkan peran kunci dalam membantu kita semua menanggung pandemi, tetapi sangat penting bagi dokter.
Sementara ketahanan individu ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor, termasuk genetika, sejarah pribadi, lingkungan dan konteks situasional, individu dapat secara aktif meningkatkan ketahanan mereka dalam beberapa cara, termasuk:
- Pandanglah kesulitan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemanjuran diri. Seperti pertanyaan klasik "gelas setengah kosong atau setengah penuh", sering kali ada cara untuk membalik perspektif negatif Anda dan menjadikannya positif.
- Hindari bersikap terlalu keras pada diri sendiri. Alih-alih menjadi kritikus terburuk Anda sendiri, pertimbangkan bagaimana Anda akan menanggapi teman atau orang yang Anda cintai dalam situasi Anda.
- Bangun energi melalui hubungan. Hubungan yang kuat sangat penting untuk ketahanan emosional. Mereka adalah sumber dukungan, papan suara built-in, cara untuk mendapatkan perspektif yang berbeda tentang pekerjaan dan kehidupan.
- Pahami perbedaan antara perfeksionisme dan keunggulan. Istilah “bekerja lebih cerdas bukan lebih keras” adalah istilah yang penting. Kami dapat belajar untuk memaksimalkan efisiensi dan produktivitas kami.
- Tetap di masa sekarang. Banyak dari kita khawatir tentang apa yang mungkin salah di masa depan dan menebak-nebak hal-hal yang telah kita lakukan. Sebaliknya, kita harus lebih fokus di sini-dan-sekarang.
- Praktikkan perawatan diri. Jadikan kesehatan Anda sebagai prioritas. Makan yang sehat. Tetap aktif. Merenungkan. Baca baca. Perhatikan aktivitas apa yang secara positif memengaruhi suasana hati Anda dan jadikan itu bagian dari rutinitas.
Mengikuti langkah-langkah ini dapat membantu praktisi kesehatan mental tidak hanya merawat diri mereka sendiri, tetapi juga merawat orang lain dengan lebih baik. Ini membantu mengatur emosi kita sehingga kita bisa menjadi kurang reaktif dan lebih responsif, memungkinkan kita untuk mengakses welas asih untuk diri kita sendiri seperti halnya klien atau pasien kita.