Pengarang: Lewis Jackson
Tanggal Pembuatan: 10 Boleh 2021
Tanggal Pembaruan: 15 Boleh 2024
Anonim
Berbahaya, Bung! : Thomas Doll Datang, Marko Simic Cabut, Sebuah Dilema.
Video: Berbahaya, Bung! : Thomas Doll Datang, Marko Simic Cabut, Sebuah Dilema.

Sistem saraf otonom adalah sistem pengawasan internal kita, mengejar keselamatan sambil tetap waspada terhadap bahaya. Sistem memandu pengalaman sehari-hari kita, memastikan bahwa kita bertahan di saat-saat bahaya dan berkembang di saat-saat aman. Ketika kita menerima isyarat bahaya, kita bereaksi, dan ketika kita menerima isyarat keselamatan, kita rileks.

Sistem saraf otonom tidak membuat penilaian tentang baik atau buruk (Porges, 2011). Ini hanya bertindak untuk mengelola risiko dan mencari keamanan. Persepsi pribadi, bukan fakta pengalaman yang sebenarnya, menciptakan respons. Jadi penting untuk membawa kesadaran ke sistem saraf kita.

Sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian. Sistem simpatik berurusan dengan reaksi melawan-terbang-beku. Keadaan yang dipicu secara simpatik membawa strategi konfrontasi, penghindaran (atau imobilisasi) dalam upaya untuk menyelesaikan bahaya. Jika kita tidak berhasil mengatasi (atau melarikan diri) dari ancaman, sistem secara otomatis akan mati (pingsan dalam kasus yang ekstrim, dan mati rasa emosional dalam bentuk yang lebih ringan) untuk mempertahankan hidup. Sistem parasimpatis bertindak sebagai "rem" pada gairah simpatik untuk mengurangi aktivasi dan memfasilitasi relaksasi. Keseimbangan antara kedua sistem adalah langkah kunci menuju kesehatan dan kebugaran yang lebih baik.


Selama stres (misalnya, kecemasan kinerja), sistem saraf simpatis mendominasi sistem parasimpatis. Misalnya, jika kita terjebak dalam suatu situasi atau terdesak waktu, kita mungkin mengalami lonjakan aktivasi simpatik berupa detak jantung yang cepat, otot yang tegang, dan rasa kewaspadaan yang berlebihan. Dalam keadaan yang dipicu dengan simpatik, kita salah menilai isyarat, seperti wajah netral tampak marah dan dunia adalah tempat yang tidak bersahabat. Setelah menyelesaikan masalah, detak jantung dan pernapasan kita kembali normal, tubuh kita rileks, dan kesadaran kita akan lingkungan sekitar melembut.

Porges (2011) menciptakan istilah neuroception — deteksi tanpa kesadaran. Neuroception menggambarkan cara sistem saraf otonom kita memindai isyarat keselamatan dan bahaya tanpa melibatkan bagian otak kita yang berpikir. Neuroception mewarnai pengalaman kita dan menciptakan respons otonom. Misalnya, dalam percakapan dengan seorang teman, sistem saraf otonom tidak hanya mengenali kata-kata itu sendiri, tetapi juga ritme suara (misalnya intensitas), ekspresi wajah, dan postur tubuh. Neuroception adalah mendengarkan di bawah kata-kata untuk suara keselamatan dan persahabatan.


Pengalaman awal membentuk neuroception kita. Begitu kebiasaan belajar terbentuk, rangsangan yang mirip dengan aslinya dapat membangkitkan respons yang terkondisi. Misalnya, seseorang yang tumbuh dengan ayah yang terlalu kasar dan kritis memiliki sikap kronis karena takut pada figur otoritas dan selalu berhati-hati untuk melakukan segalanya dengan benar. Dia bertindak seolah-olah dia adalah anak yang tidak berdaya. Dengan demikian, penting untuk membawa kesadaran ke neuroception, dan untuk menghentikan respons kebiasaan.

Berkembang menuntut kapasitas untuk menghambat respon kelangsungan hidup (Dana, 2018). Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan hubungan yang dapat diandalkan dan kooperatif dalam pengalaman hidup kita sehari-hari. Kita merasakan dalam tubuh kita cara-cara merawat, dan dirawat, menyediakan kesejahteraan fisik dan emosional. Saat kita merasa kesepian, kita juga merasa tidak aman, dan kesepian mengaktifkan sistem kelangsungan hidup.

Emosi positif dapat membangun sumber daya yang bertahan lama. Pengalaman emosi positif dapat membantu menenangkan sistem saraf dalam mode bertahan hidup dan dapat meningkatkan keseimbangan antara sistem simpatis dan parasimpatis. Misalnya, menikmati musik dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan suasana hati kita dengan melepaskan zat kimia "perasaan senang" di otak.


Akhirnya, perilaku yang menstimulasi sistem parasimpatis dapat mengimbangi aktivitas sistem saraf simpatis yang membangkitkan dan membebani. Misalnya, latihan pernapasan dalam atau diafragma yang dilakukan dalam yoga dan meditasi mengaktifkan sistem saraf parasimpatis tubuh.

Pilih Administrasi

Apakah Kesehatan Mental Prenatal Penting?

Apakah Kesehatan Mental Prenatal Penting?

3. Ma alah bi a melampaui depre i. ingkatnya, ma alah ke ehatan mental dalam kehamilan bi a lebih dari ekadar ke edihan. Tidak hanya dapat terjadi ebagai kelainan, tetapi dapat mencakup rentang kehami...
Seorang Presiden tentang Steroid

Seorang Presiden tentang Steroid

eperti banyak pa ien yang dirawat karena COVID-19, Pre iden Trump telah dire epkan dek ameta on, obat teroid kuat yang diketahui menyebabkan gejala kejiwaan parah pada beberapa pa ien. eberapa parah ...